Khofifah Ingin Waspada Bencana Diajarkan di Sekolah
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Foto: Dokumen JPNN.com
JAKARTA - Menteri
Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai, sebagai negara yang rawan
terhadap bencana alam, Indonesia membutuhkan mitigasi dan antisipasi
guna menghadapinya. Menurutnya, perubahan alam yang sangat besar
berujung pada kerentanan kontur tanah dan perubahan cuaca yang cenderung
ekstrem, dibutuhkan kearifan lokal memperlakukan alam menjadi syarat
memenuhi kebutuhan manusia.
“Perubahan alam tidak dapat ditolak,
tapi manusia harus bisa berbuat arif terhadap alam untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, ” kata Khofifah kepada JPNN.com, Kamis (18/12).
Kemensos, lanjut Khofifah, telah
menggagas penerapan pengetahuan dan sikap waspada bencana ke dalam
sistem pendidikan sekolah. Selain itu, upaya lain yang perlu dilakukan
bersamaan adalah dengan memelihara adat dan tradisi masyarakat dalam
menghadapi bencana. Dia mencontohkan di Pulau Simeuleu, Aceh yang telah
menyelamatkan warganya saat tsunami.
"Semua upaya tersebut bertujuan agar
warga "bersahabat dengan bencana" jadi terbiasa. Masyarakat juga
diharapkan sigap mengantisipasi dan menghadapi bencana," ujarnya.
Khofifah juga menyampaikan, pihaknya
menghargai berbagai upaya penggunaan berbagai teknologi tinggi pada
sistem peringatan dini (early warning system) terkait bencana alam.
Namun, memperluas jangkauan dengan melakukan pendekatan sistem
peringatan dini berbasis masyarakat dan kearifan lokal juga dibutuhkan.
Hal itu, sebagai langkah penguat upaya peningkatan kemampuan
kesiapsiagaan dan mitigasi.
“Sistem peringatan dini diperlukan,
selain meminimalisir jumlah korban. Juga, untuk peningkatan
kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi bencana alam,” tegasnya.
Ke depan, kata Khofifah lagi, Kemensos
juga segera memperbanyak kampung siaga bencana. Saat ini, telah
terbentuk di 142 titik daerah di Indonesia, ditambah penguatan
penambahan keterampilan tenaga relawan yang dibentuk Kemensos dan
tergabung dalam wadah Taruna Siaga Bencana (Tagana).
“Selain segera memperbanyak “kampung
siaga bencana” yang telah dibentuk di 142 titik rawan bencana. Juga,
disiapkan kemampuan personel dari Tagana,” pungkasnya.(ris/jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar