Lipat Gandakan Sertifikasi Guru dan Siswa SMK
PELAJAR sekolah
menengah pun tidak boleh lengah. MEA dijadikan pemacu untuk mendongkrak
kemampuan diri sejak dini. Baik kemampuan komunikasi maupun sertifikasi
kompetensi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pelaksana dan Pengembangan Pendidikan Kejuruan (UPT PPPK) Sumardijono menyatakan, mulai 2015 lembaganya melipatgandakan kuota sertifikasi siswa dan guru SMK. Sebelumnya, UPT PPPK menyertifikasi 1.200 siswa dan guru saja.
Tahun ini jumlahnya ditingkatkan menjadi 3.800 orang. Bahkan, seharusnya lebih banyak daripada itu karena jumlah siswa SMK di Jatim sekitar 170 ribu. ''Siswa se-Jatim lulus nggak hanya bawa ijazah, tapi juga pegang sertifikat,'' tuturnya kemarin (4/1).
Pelaksanaan sertifikasi tidak dipungut biaya sepeser pun. Sudah ada anggaran dari pemerintah Rp 6 miliar. Ada beberapa kompetensi yang dapat diuji di PPPK. Yaitu, teknik informatika, akuntansi, sekretaris, otomotif, tata boga, tata busana, kecantikan, permesinan las, permesinan bubut manual, dan sebagainya.
Mengapa juga harus mengantongi sertifikat? ''Karena lulusan SMK harus siap berkompetisi untuk pasar kerja di dalam maupun luar negeri,'' ungkap Sumardijono. Sebab, kompetisi pelamar kerja semakin ketat.
Kepala SMKN 1 Surabaya Bahrun menuturkan, siswa memang harus siap berkompetisi dengan dunia luar. Lulusan SMK perlu memiliki keterampilan berbahasa. ''Nggak cuma skill. Siswa perlu belajar berkomunikasi yang baik,'' kata Bahrun.
SMKN 1 mempersiapkan pelatihan khusus bahasa Inggris untuk muridnya. Selain itu, dia membuka peluang bagi siswa untuk menguji kompetensinya ke Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pada Maret. Dalam menyongsong MEA 2015, Bahrun mengaku optimistis siswanya mampu berkompetisi.
Kepala SMAN 1 Johannes Mardijono menambahkan, meski masih sekolah, anak-anak SMA juga harus mempersiapkan diri. Hal penting yang perlu disiapkan sedini-dininya adalah bahasa. Bukan hanya bahasa Inggris. SeÂmua bahasa penting. Karena itu, khusus untuk murid kelas X dan XI, mereka bisa memilih ekstrakurikuler bahasa Jerman atau Jepang di tempatnya.
''Sekarang saya dan guru lain mempersiapkan apa saja yang perlu. Kami kan beri pelatihan nanti,'' ucap mantan Kasek SMAN 3 tersebut. (der/ina/roz/mas)
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pelaksana dan Pengembangan Pendidikan Kejuruan (UPT PPPK) Sumardijono menyatakan, mulai 2015 lembaganya melipatgandakan kuota sertifikasi siswa dan guru SMK. Sebelumnya, UPT PPPK menyertifikasi 1.200 siswa dan guru saja.
Tahun ini jumlahnya ditingkatkan menjadi 3.800 orang. Bahkan, seharusnya lebih banyak daripada itu karena jumlah siswa SMK di Jatim sekitar 170 ribu. ''Siswa se-Jatim lulus nggak hanya bawa ijazah, tapi juga pegang sertifikat,'' tuturnya kemarin (4/1).
Pelaksanaan sertifikasi tidak dipungut biaya sepeser pun. Sudah ada anggaran dari pemerintah Rp 6 miliar. Ada beberapa kompetensi yang dapat diuji di PPPK. Yaitu, teknik informatika, akuntansi, sekretaris, otomotif, tata boga, tata busana, kecantikan, permesinan las, permesinan bubut manual, dan sebagainya.
Mengapa juga harus mengantongi sertifikat? ''Karena lulusan SMK harus siap berkompetisi untuk pasar kerja di dalam maupun luar negeri,'' ungkap Sumardijono. Sebab, kompetisi pelamar kerja semakin ketat.
Kepala SMKN 1 Surabaya Bahrun menuturkan, siswa memang harus siap berkompetisi dengan dunia luar. Lulusan SMK perlu memiliki keterampilan berbahasa. ''Nggak cuma skill. Siswa perlu belajar berkomunikasi yang baik,'' kata Bahrun.
SMKN 1 mempersiapkan pelatihan khusus bahasa Inggris untuk muridnya. Selain itu, dia membuka peluang bagi siswa untuk menguji kompetensinya ke Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pada Maret. Dalam menyongsong MEA 2015, Bahrun mengaku optimistis siswanya mampu berkompetisi.
Kepala SMAN 1 Johannes Mardijono menambahkan, meski masih sekolah, anak-anak SMA juga harus mempersiapkan diri. Hal penting yang perlu disiapkan sedini-dininya adalah bahasa. Bukan hanya bahasa Inggris. SeÂmua bahasa penting. Karena itu, khusus untuk murid kelas X dan XI, mereka bisa memilih ekstrakurikuler bahasa Jerman atau Jepang di tempatnya.
''Sekarang saya dan guru lain mempersiapkan apa saja yang perlu. Kami kan beri pelatihan nanti,'' ucap mantan Kasek SMAN 3 tersebut. (der/ina/roz/mas)
jpnn.com
1 komentar:
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
Posting Komentar