Tagih Janji Mendikbud soal Upah Minimum Guru
Guru sedang mengikuti upacara. Foto: dok.JPNN
JAKARTA – Satu per satu
janji pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai dipertanyakan
realisasinya. Dalam bidang pendidikan, Pengurus Besar Persatuan Guru
Republik Indonesia (PB PGRI) memetakan ada tiga janji yang akan ditagih
realisasinya pada tahun 2015.
Ketiga janji itu sangat berpengaruh
untuk pendidik atau guru di seluruh Indonesia. Pertama, membuat
direktorat jenderal (ditjen) khusus yang membidangi urusan guru. Janji
itu pernah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Anies Baswedan.
Selama ini, urusan guru tercecer di
banyak “meja” di Kemendikbud. Guru pendidikan anak usia dini ada di
Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI). Guru
pendidikan dasar (SD dan SMP) ada di Ditjen Pendidikan Menengah
(Dikmen). Sedangkan guru SMA dan SMK ada di Ditjen Pendidikan Menengah
(Dikmen).
”Saya dapat informasi bahwa Kemendikbud
sudah berkoordinasi dengan Kementerian PAN-RB untuk reorganisasi,” ujar
Ketua Umum PGRI Sulistyo di Jakarta, hari ini (29/12).
Janji kedua yang bakal ditagih terkait
dengan penetapan upah minimal bagi guru. Dalam peringatan Hari Guru
Nasional (HGN) 2014 lalu, Anies mengatakan akan membuat patokan upah
minimal guru.
Titik tolaknya adalah profesi buruh yang
sudah ada acuan upah minimumnya. Karena itu, guru juga harus memiliki
standar upah minimal.
Sedangkan janji ketiga berkaitan dengan
bantuan pengurangan beban hidup para guru. Janji tersebut pernah
disampaikan Anies beberapa hari sejak dia dilantik Oktober lalu. Waktu
itu Anies mengatakan pemerintah akan bekerjasama dengan korporasi untuk
menekan biaya hidup guru.
Caranya dengan memberikan diskon khusus
bagi guru. Misalnya, diskon untuk naik kendaraan umum, belanja kebutuhan
pokok di swalayan, dan sejenisnya.
”Kami berharap pemerintah tidak
berbohong,” ujar Sulistyo. Semua gagasan program pemerintah, khususnya
terkait guru, diharapkan benar-benar dijalankan. Sulistyo menjelaskan,
PGRI siap mendukung program pemerintah yang pro-pengembangan guru. (wan/fal)
JPNN.COM
1 komentar:
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
Posting Komentar